Cik Didi: Pacuan Kuda Tradisional Gayo Digelar Sejak Penjajahan Belanda

Harie.Id, Takengon | Ketua panitia pelaksana kegiatan pacuan kuda tradisional Gayo, Zuhaidi SH beberkan sejarah awal mula pelaksanaan pacuan kuda didepan Pj Bupati Aceh Tengah, Teuku Mirzuan.

Pria yang kerap disapa Cik Didi ini menyebut, asal mula pacuan kuda sudah dilakukan sejak masa penjajahan belanda oleh para pejuang dan membentuk komunitas pada masanya.

Diselenggarakan pacuan kuda saat itu kata Zuhaidi, setelah warga menghadapi panen Raya dan digelar lah pesta rakyat itu.

BACA JUGA

“Waktu itu para pejuang menyusun strategi dan komunikasi untuk memperjuangkan kemerdekaan pada event pelaksanaan pacuan kuda tradisional,” kata Cik Didi, Minggu 27 Agustus 2023.

Strategi yan disusun oleh para pejuang dulu kata dia, terkait strategi melawan dan mengalahkan Belanda.

“Setelah merdeka, setiap 17 Agustus, di minggu pertama digelar perayaan hari kemerdekaan, sekaligus mengenang perjuangan pahlawan Negara ini dan terus dilakukan secara continue,” katanya.

Bahkan, kata dia, pelaksanaan itu turut dilakukan pada masa konflik di Aceh. Bahkan, selama pelaksanaan nya tidak ada terjadi konflik.

“Tidak ada bentrok selama pelaksanaan, mereka menghargai buah kemerdekaan yang telah diperoleh,” tuturnya.

Bahkan, saat wabah pandemi Covid-19 merebak di tanah air. Takengon lah satu satu nya Kabupaten menggelar pacuan kuda lewat event Latihan Bersama (Latber), bahkan kegiatan itu disebut perdana di Indonesia.

“Karena waktu itu banyak masyarakat yang enggan suntik vaksin, sehingga diadakan Latber, Alhamdulillah ribuan warga mau di vaksin, Ini adalah tradisi bukan sekedar kompetisi,” tegas Zuhaidi.

Pihaknya sangat mendukung pergelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang du Aceh.

“Kami hanya ingin budaya dan tradisi ini jangan di hilangkan, untuk itu kami tetap pesta rakyat ini digelar, karena tahun depan akan menghadapi PON,” demikian Zuhaidi.

Diketahui, pagelaran pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-78 RI itu diikuti sebanyak 170 ekor kuda asal Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Secara resmi telah usai digelar di lapangan M Hasan Blang Bebangka, Pegasing. Ditutup langsung oleh Pj Bupati Teuku Mirzuan MT.

Penulis | Arinos

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI