Jika Shabela – Eka Terpilih, Rumah Sakit Regional Beroperasi Tahun 2025

41
SHARES
229
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar dan Eka Saputra, berkomitmen untuk merealisasikan beroperasi nya Rumah Sakit Regional pada tahun 2025 jika mereka terpilih dalam Pilkada pada 27 November 2024 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan Shabela dalam orasi politiknya saat penyerahan Surat Keputusan (SK) tim pemenangan SEDE di Kampung Pedekok, Kecamatan Pegasing, Minggu 13 Oktober 2024.

“Rumah Sakit Regional harus mulai beroperasi pada 2025,” tegas Shabela Abubakar.

BACA JUGA

Ia menambahkan bahwa kesiapan rumah sakit ini bergantung pada penyelesaian kasus korupsi.

Bangunan tersebut mendapat atensi dari pihak penyidik karena kerusakan pada teras yang terjadi pada 4 November 2022 lalu.

Pembangunan ini sebelumnya dibiayai melalui APBA Tahun Anggaran 2011. Selama menjabat sebagai Bupati, Shabela menolak dua kali usulan peresmian rumah sakit tersebut karena ia menilai kualitas bangunannya masih belum memadai.

Setelah masalah hukum itu selesai, lanjut Shabela, pihaknya berkomitmen untuk meresmikan rumah sakit ini pada tahun 2025.

Lebih lanjut, Shabela menyebutkan bahwa dirinya akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Aceh, ketika dijabat oleh Gubernur Aceh, Mualem dan Wakil nya Fadhlullah.

Keduanya kata dia, sangat mendukung pengoperasian Rumah Sakit Regional ini.

Menurutnya, meskipun sebagian besar gedung sudah siap, beberapa bagian kecil tetap membutuhkan renovasi untuk memenuhi standar pelayanan kesehatan.

“Sebagian besar bangunan sudah kokoh dan baik, hanya beberapa bagian yang butuh perbaikan minor,” jelasnya.

Pengoperasian rumah sakit tersebut diharapkan juga membuka peluang lapangan kerja baru, khususnya bagi tenaga medis lokal di Aceh Tengah.

Shabela menyampaikan bahwa kebutuhan akan tenaga medis, termasuk perawat dan bidan, akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kapasitas pelayanan rumah sakit.

“Tidak hanya perawat, kita juga akan menambah jumlah bidan, karena saat ini banyak yang belum terakomodir,” ungkapnya.

Selain itu, Shabela menyoroti bahwa RSUD Datu Beru Takengon saat ini kewalahan menampung pasien karena keterbatasan jumlah kamar dan statusnya sebagai rumah sakit rujukan.

Jika Rumah Sakit Regional ini beroperasi, RSUD Datu Beru akan lebih fokus pada layanan spesialis ibu dan anak serta pelayanan penyakit jantung.

“RSUD Datu Beru sering kesulitan menerima pasien dari berbagai kabupaten. Dengan adanya Rumah Sakit Regional ini, kita bisa mengembangkan Datu Beru untuk layanan khusus,” pungkas Shabela.

[ARINOS]

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI