Rapat Kerja dengan DPRK, Bahas Agenda Sakral “Munik ni Reje Kerejeen Linge XXI”

37
SHARES
205
VIEWS

HARIE.ID, TAKENGON | Dalam upaya melestarikan sejarah dan identitas budaya Gayo, DPRK Aceh Tengah menggelar rapat kerja membahas persiapan acara sakral “Munik ni Reje Kerejeen Linge XXI”, Rabu 22 Januari 2025.

Rapat yang berlangsung di ruang sidang DPRK itu dihadiri berbagai elemen penting, termasuk Ketua Dewan Adat Gayo, Tagore Abubakar, Muchlis Gayo dan Ibnu Hadjar Lut Tawar, serta sejumlah akademisi terkemuka seperti Azman, Tgk Irwansyah, Dr. Indra, Lahat, dan Zam Zam Mubarak.

Pertemuan ini turut disaksikan oleh Pj Sekda Aceh Tengah, Erwin Pratama, dan dipimpin langsung oleh Susilawati, didampingi anggota dewan Hasbullah, Syukri, M. Syahrir, Sastra Mahyadi, dan Azhari Win Mus.

BACA JUGA

Dalam diskusi, Azman menekankan pentingnya pelestarian sejarah dan identitas “Urang Gayo.”

Ia menyebut, agenda “Munik ni Reje” itu merupakan upaya meneguhkan kembali warisan budaya Gayo, khususnya dalam konteks sejarah, adat, dan budaya.

“Semua elemen lembaga dan masyarakat mendukung acara ini. Kajian akademis mengenai kesejarahan Gayo juga akan terus diperkuat dan disempurnakan,” ujar Azman.

Namun, waktu pelaksanaan kegiatan ini masih dalam pembahasan. Pihak eksekutif dan legislatif Aceh Tengah mengharapkan koordinasi lebih lanjut untuk memfinalisasi agenda tersebut.

Azman juga menjelaskan bahwa mekanisme “Munik ni Reje” ini akan melalui proses sakral bernama “Menengon Tuah” yang melibatkan “Pasak Opat.”

Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan di kawasan bersejarah Umah Pitu Ruang, Linge, Aceh Tengah, sebuah lokasi yang memiliki nilai historis tinggi bagi masyarakat Gayo.

Selain itu, sosok yang akan didapuk sebagai pemimpin dalam “Munik ni Reje Kerejeen Linge XXI” lewat mekanisme “Munengon Tuah” oleh Pasak Opat.

“Kami memastikan, proses ini akan berjalan sesuai dengan tradisi dan adat istiadat,” kata Azman.

Dengan tekad bersama seluruh elemen katanya lagi, kegiatan ini akan menjadi momentum penting untuk menyelamatkan dan meneguhkan kembali identitas Gayo dalam bingkai sejarah, adat dan budaya Gayo.

“Semoga semua yang direncanakan berjalan sesuai keinginan masyarakat Gayo,” pungkas Azman.

| ARINOS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI